top of page

Investasi Selalu Dikaitkan dengan Suku Bunga

Episode 4 :


Hi, Investor! Selamat datang di Episode 4! Apakah Anda pernah mendengar berita tentang inflasi? Atau pernahkah Anda mendengar berita tentang kenaikan suku bunga? Kedua hal tersebut sebenarnya saling berhubungan dan sangat erat ke kehidupan kita sehari-hari.


Dalam ekonomi sebuah negara, inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa menjadi salah satu alat ukur untuk melihat seberapa jauh ekonomi kita berkembang. Inflasi itu dibutuhkan, namun jika terlalu besar bisa berbahaya untuk itu ada pihak yang mengaturnya lewat sebuah kebijakan.


Ketika inflasi sedang meningkat terlalu tinggi, bisa dianalogikan seperti balon udara yang terbang terlalu tinggi. Dalam konteks ekonomi, petugas balon udara adalah Bank Indonesia (BI). Ketika inflasi terlalu tinggi BI akan berusaha menurunkannya, sama seperti petugas balon udara yang akan berusaha menurunkan balon udara yang sudah terlalu tinggi. Bank Indonesia bisa melakukannya dengan menaikkan tingkat suku bunga, sehingga biaya meminjam uang menjadi mahal karena bunganya tinggi sehingga orang enggan untuk meminjam uang lagi. Masyarakat lalu akan menahan keinginan belanjanya sehingga harga-harga yang tadinya naik akan perlahan turun.


Sebaliknya, balon udara juga tidak boleh terbang terlalu rendah karena bisa berbahaya juga. Jika inflasi sudah terlalu rendah, BI akan berusaha meningkatkannya. BI bisa melakukan ini dengan menurunkan suku bunga untuk menarik minat masyarakat belanja. Biaya meminjam uang menjadi murah karena bunganya rendah sehingga orang akan tertarik untuk meminjam uang lagi. Ini akan membuat pedagang kembali diuntungkan dan perekonomian berputar kembali.


Dalam kacamata investor, kenaikan dan penurunan suku bunga tidak memiliki dampak mutlak yang mana yang satu buruk dan yang satu bagus. Kedua kondisi tersebut merupakan peluang investasi. Yuk, kita lihat dampak suku bunga terhadap investasi Anda.


1. Reksa Dana Pasar Uang


Reksa Dana Pasar Uang dianggap lebih aman karena berinvestasi pada instrumen utang jangka pendek. Suku bunga pada instrumen utang sangat dipengaruhi oleh suku bunga pasar pada saat itu. Ketika suku bunga tinggi, instrumen-instrumen utang jangka pendek juga akan menawarkan return yang tinggi sehingga Reksa Dana Pasar Uang juga akan diuntungkan karena Reksa Dana Pasar Uang berinvestasi pada instrumen utang yang menawarkan keuntungan yang lebih tinggi. Sebaliknya, ketika suku bunga rendah, Reksa Dana Pasar Uang akan menawarkan keuntungan yang lebih kecil.


2. Reksa Dana Saham


Reksa Dana Saham berinvestasi pada Saham berbagai perusahaan. Reksa Dana Saham dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti kondisi pasar, prospek ekonomi, dan performa perusahaan. Ketika suku bunga tinggi, biaya meminjam menjadi mahal, sehingga perusahaan akan kesulitan mencari dana untuk melakukan ekspansi. Hal ini berpotensi mengurangi profitabilitas perusahaan dan menurunkan harga Saham. Sebaliknya, ketika suku bunga rendah, biaya meminjam menjadi murah dan profitabilitas perusahaan jadi tinggi dan harga Saham akan meningkat.


Kesimpulannya, dalam kondisi ekonomi yang baik atau buruk, selalu terdapat instrumen investasi yang bisa menguntungkan. Namun, besar kecilnya keuntungan yang didapat akan bergantung pada seberapa handalnya seorang manajer investasi mengelola dana kelolaannya.


Ketika suku bunga tinggi, biaya meminjam menjadi mahal, sehingga perusahaan akan kesulitan mencaridana untuk melakukan ekspansi. Hal ini berpotensi mengurangi profitabilitas perusahaan dan menurunkan harga Saham. Sebaliknya, ketika suku bunga rendah, biaya meminjam menjadi murah dan profitabilitas perusahaan jadi tinggi dan harga Saham akan meningkat.


Kesimpulannya, dalam kondisi ekonomi yang baik atau buruk, selalu terdapat instrumen investasi yang bisa menguntungkan. Namun, besar kecilnya keuntungan yang didapat akan bergantung pada seberapa handalnyaseorang manajer investasi mengelola dana kelolaannya.



bottom of page